Intropeksi Diri Terbaru

BLOGGING - Personal and Human Life Sekelumit catatan tentang nge-blogging, sebagai sarana share pengetahuan. Semoga bermanfaat.

Add to Google Reader or Homepage Subscribe in NewsGator Online Add to My AOL Subscribe in Bloglines

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

LEAVE YOUR OPINION
Free shoutbox @ ShoutMix


Latest News ARCHIVE September 2006 | October 2006 | December 2006 | February 2007 | March 2007 | April 2007 | May 2007 | June 2007 | July 2007 | March 2009 | April 2009 | September 2011 | December 2011 |





  Powered by Blogger   Subscribe to
Posts [Atom]

Intropeksi Diri

Tuesday, February 20, 2007

Intropeksi Diri


Kemaren sore keceriaan anak laki-lakiku yang sekarang berusia 2 tahun 2 bulan memancarkan energi kebahagiaan dan kepolosan yang mempengaruhi kedua orang tuanya untuk lebih santai dalam menghadapi hidup ini.
Energi kepolosan itu yang terkadang sudah menipis dalam diri kita karena berbagai masalah dan dinamika kehidupan ini. Dan energi bocah cilik itu berusaha merangsang energi kepolosan kedua orang tuanya yang hampir luntur.
Kemudian si kecil menarik-narik tanganku mengajak ke kamar bermain, kamar ini tidak terlalu besar, hanya kecil saja. Desain kamar ini saya bikin untuk anak-anak karena rencanaku kamar ini untuk kamar si kecil ini, meskipun sampai sekarang hanya dipergunakan sebagai kamar bermain. Setelah asik bermain dengan bapaknya, si anak kemudian pipis di celana. Memang selama ini si kecil masih terbiasa pipis di celana, masih susah mengajarinya untuk pipis di kamar mandi. Tapi hal itu tidak menjadi masalah bagi kami.
"Bentar ya dek bapak ambilkan celan dulu ya..."
Kemudian aku beranjak mengambilkan celana untuk menggantikan celana yang basah, "enggak...enggak..." teriak anakku sambil mencandai si bapak. Bahkan sampai celana mau tak pakaikan saja masih teriak-teriak sambil berlari-lari ketawa-ketawa di kamar. Wah gimana caranya ini ya....
"dek kalau gak pakai celana bapak nggak mau lho..." ancamku sambil tak tinggalin keluar dari kamar bermain. Maksudku cuma bercanda, biasanya dia akan ngikutin bapaknya sambil terus ketawa-ketawa. Biasanya dia terus bilang, "bapak dimanaaa... bapak dimanaaaa.... " kayak kalau kita main petak umpet itu.
tunggu punya tunggu sampai sekitar 3 menitan kok gak kluar.... weh knapa nih pikirku.
kemudian aku intip, biasanya kalau bapaknya ngintip dan dia tahu dia akan berteriak "nah itu diaaaa....." dengan senyum merekah di bibir. Eh ternyata si kecil duduk sambil membolak-balikan kertas sambil merengek pelan2, dengan kepala tertunduk (melas banget). Astaghfirullah.... langsung aku dekati si kecil, tak peluk dan tak ajak bercanda, tapi dia tetap masih merengek.
Aku begitu haru langsung aku gendong anakku, dia tambah merengek dengan sejadi-jadinya di pelukan bapaknya, seakan menumpahkan rasa sedihnya pada bapaknya.

Memang aku harus instopeksi diri, ternyata anakku kalau aku marahin, hatinya begitu sedih. Kasihan dia. Terkadang karena ego ku, aku melakkukan hal hal yang menyakiti anakku meskipun dia masih kecil. Terkadang aku tidak peduli dengan kesedihannya.

Kuceritakan ini semua pada istriku, untuk sharing dan menyadarkan kami, jangan mentang-mentang anak masih kecil sehingga jika menangis kalau sudah berhenti ya sudah dia akan lupa dengan apa yang terjadi, tapi hal itu akan membekas.

Anakku yang biasanya kalau terjadi hal seperti di atas, dia akan menangis. Akan tetapi kali ini tidak, dia kelihatannya ingin menunjukkan dan menyadarkan orang tuanya bahwa dia sudah memiliki perasaan. Kami dari dulu sudah tahu bahwa meski anak masih kecil tapi dia sudah dianugerahi perasaan oleh Allah. Kami tahu itu, tapi mungkin kali ini kami lupa, sehingga si kecil harus mengingatkan kami kembali.

Terimakasih anakku. Maafkan kami anakku.


Dapatkan update Intropeksi Diri dengan join ke reader

0 Comments:

Kirim Komentar untuk Intropeksi Diri post.

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home